Kalau lo doyan pemain dengan gaya main flamboyan dan teknik tinggi, lo pasti suka banget sama Sofiane Boufal. Pemain asal Maroko ini dikenal karena skill individu di atas rata-rata, dribble-nya yang licin, dan gaya main yang out of the box. Nggak heran kalau highlight-nya sering nangkring di kompilasi-kompilasi gol dan skill bola Eropa.
Meski kariernya di klub naik turun, Boufal tetap jadi salah satu pemain Maroko paling berbakat yang pernah tampil di Eropa.
Awal Karier: Dari Angers Menuju Panggung Eropa
Sofiane Boufal lahir di Paris, Prancis, pada 17 September 1993. Dia besar di lingkungan diaspora Maroko dan tumbuh sebagai pesepak bola jalanan — dan lo bisa lihat banget gaya itu masih kebawa sampai sekarang.
Boufal memulai karier profesional di Angers SCO, klub Ligue 2 waktu itu. Dia langsung mencuri perhatian dengan:
- Dribble yang nggak lazim
- Kecepatan eksplosif
- Kontrol bola dekat yang luar biasa
Nggak butuh waktu lama buat dia dilirik klub yang lebih besar di Ligue 1.
Lille OSC: Level Up dan Gacor
Tahun 2015, Boufal gabung Lille OSC, klub yang juga pernah ngorbitin Eden Hazard. Di sini, Boufal mulai tampil di radar pencinta bola Eropa:
- Jadi pemain paling kreatif di tim
- Mencetak 11 gol dan 4 assist dalam semusim
- Dribble suksesnya bikin back lawan frustrasi
Dia bahkan sempat dinobatkan sebagai salah satu dribbler terbaik di Eropa bareng Messi dan Hazard — menurut statistik per laga. Skill-nya bukan cuma gaya, tapi juga produktif.
Southampton: Naik ke Premier League
Performa di Ligue 1 bikin Southampton berani bayar mahal untuk Boufal pada tahun 2016. Dia jadi rekrutan termahal klub saat itu.
Meski adaptasinya nggak langsung mulus, Boufal punya beberapa momen yang nggak bisa dilupain:
- Gol solo ke gawang West Brom (2017) yang disebut salah satu gol terbaik Premier League musim itu
- Jadi senjata rahasia dari bangku cadangan
- Mampu mengubah arah pertandingan dalam satu momen skill
Tapi inkonsistensi, cedera, dan gaya main yang kadang terlalu individual bikin dia sulit dapat tempat utama secara reguler.
Celta Vigo dan Balik Lagi ke Angers
Tahun 2018, Boufal dipinjamkan ke Celta Vigo di La Liga. Di Spanyol, dia kembali dapat ruang buat eksplorasi:
- Bebas bergerak di lini serang
- Lebih nyaman dengan permainan teknikal La Liga
Setelah itu, dia sempat balik lagi ke Angers, klub awal kariernya, dan tetap nunjukkin kualitas meski timnya bukan pesaing papan atas.
Timnas Maroko: Aset Kreatif Atlas Lions
Boufal memilih membela tim nasional Maroko dan jadi salah satu aset paling teknikal di skuad mereka. Dia tampil di:
- Piala Dunia 2018
- Piala Dunia 2022, di mana Maroko tembus semifinal dan cetak sejarah
Meskipun bukan selalu starter, Boufal punya kontribusi penting sebagai pemain kreatif. Dribble-nya bisa membuka pertahanan lawan yang padat.
Gaya Main: Street Football di Level Tinggi
Sofiane Boufal main bola kayak lagi freestyle:
- Dribble tajam
- Step-over, nutmeg, drag-back — lo sebut aja
- Sering banget bikin highlight solo run
Tapi gaya mainnya juga jadi pisau bermata dua:
- Kadang terlalu lama megang bola
- Nggak selalu efektif dalam sistem yang rigid
Meski begitu, buat fans yang cinta flair, Boufal adalah hiburan sejati.
Kehidupan Pribadi dan Karakter
Di luar lapangan, Boufal dikenal sebagai:
- Pribadi yang tenang dan kalem
- Suka sepak bola jalanan dan main buat fun
- Nggak banyak drama atau kontroversi
Dia bukan tipe pemain yang cari sorotan di luar lapangan. Tapi begitu pegang bola? Semua mata langsung ke dia.
Legacy dan Masa Depan
Boufal mungkin nggak bakal jadi legenda besar dalam hal trofi atau statistik. Tapi dia udah ninggalin jejak sebagai:
- Salah satu dribbler paling menyenangkan buat ditonton
- Simbol pemain flair di era sepak bola yang makin taktis dan robotik
- Inspirasi buat anak-anak diaspora yang pengen main tanpa takut tampil beda
Kalau lo suka bola karena keindahannya, Boufal adalah salah satu senimannya.
Penutup: Sofiane Boufal — Flair Abis, Bikin Bola Jadi Seni
Sofiane Boufal bukan pemain yang semua pelatih mau, tapi semua fans pasti seneng nonton dia main. Dia bukan pencetak gol terbanyak, tapi tiap dia pegang bola, lo tahu sesuatu yang ajaib bisa terjadi.
Dan di era sepak bola yang makin kaku, Boufal jadi pengingat bahwa kadang, sepak bola tetap tentang senyuman, gocekan, dan keindahan.