Skincare tuh udah kayak dunia paralel buat banyak orang. Setiap minggu ada aja tren baru yang bikin penasaran. Nah, salah satunya adalah dermaplaning. Kalau biasanya treatment ini cuma bisa di klinik kecantikan dengan alat khusus, sekarang banyak yang nyobain DIY alias do it yourself di rumah. Triknya? Pakai pisau cukur biasa! Tapi tunggu dulu, apakah langkah ini aman atau justru bikin kulit kita teriak “tolong”? Mari kita bahas dengan gaya Gen Z yang santai, asik, tapi tetap informatif.
Apa Itu Dermaplaning Sebenernya?
Oke, sebelum panik duluan, kita bahas dulu definisinya. Dermaplaning adalah teknik eksfoliasi fisik buat ngilangin sel kulit mati plus vellus hair alias bulu halus di wajah. Biasanya dilakukan dengan pisau medis khusus yang tajem tapi aman. Hasilnya? Kulit keliatan lebih halus, makeup nempel lebih mulus, dan pori-pori kelihatan lebih rapet.
Kalau di klinik, dermaplaning dilakukan sama tenaga profesional. Tapi karena peralatan klinik gak murah, banyak yang akhirnya cari cara alternatif: pakai pisau cukur sekali pakai di rumah. Kedengarannya simpel, tapi realitanya gak sesimpel itu.
Kenapa Banyak Orang Tertarik Dermaplaning DIY?
Jujur aja, daya tarik utamanya adalah budget. Dermaplaning di klinik bisa bikin kantong bolong sekitar Rp300 ribu – Rp1 juta per sesi. Sementara kalau pakai pisau cukur, modalnya gak sampai Rp50 ribu. Nah, siapa yang gak tergoda coba?
Selain itu, orang juga percaya kalau dermaplaning di rumah bisa:
- Ngilangin bulu wajah biar makeup flawless.
- Bikin kulit glowing instan karena sel kulit mati langsung terangkat.
- Meningkatkan penyerapan skincare biar hasil lebih maksimal.
Jadi ya wajar sih kalau tren ini jadi hype, apalagi banyak influencer yang share hasil “before-after” super wow.
Risiko Dermaplaning Pakai Pisau Cukur
Nah, sekarang kita masuk ke bagian krusial. Walaupun murah dan gampang, dermaplaning pakai pisau cukur gak sepenuhnya aman. Ada beberapa risiko yang perlu kamu tau:
- Luka kecil atau iritasi: kulit wajah jauh lebih tipis daripada area lain, jadi gampang kegores.
- Bakteri gampang masuk: kalau pisau gak steril, bisa bikin jerawat atau infeksi.
- Kulit jadi super sensitif: setelah dermaplaning, kulit bisa gampang merah dan perih.
- Hasil gak maksimal: pisau cukur biasa gak seefektif scalpel khusus dermaplaning.
Buat kulit yang udah sensitif atau gampang jerawatan, risiko ini bisa makin besar. Jadi jangan asal nyoba tanpa mikirin konsekuensinya.
Cara Lebih Aman Kalau Mau Coba di Rumah
Kalau kamu tetep pengen coba dermaplaning di rumah, at least lakukan dengan cara yang lebih aman. Tipsnya:
- Pakai pisau baru dan steril biar gak ada bakteri nyangkut.
- Cuci muka dulu pakai sabun lembut sebelum mulai.
- Tarik kulit dengan lembut biar hasilnya lebih rapi dan mengurangi risiko luka.
- Pegang pisau dengan sudut 45 derajat, jangan terlalu tegak.
- Hindari area jerawat aktif, karena bisa bikin tambah parah.
- Langsung pakai toner soothing dan moisturizer setelah selesai.
- Wajib sunscreen besoknya, karena kulit jadi lebih sensitif sama matahari.
Ingat, walaupun udah hati-hati, risiko tetep ada. Jadi, pertimbangin dulu sebelum memutuskan buat nyoba.
Worth It atau Enggak Buat Gen Z?
Kalau ngomongin soal worth it, jawabannya relatif. Buat kamu yang suka eksperimen dan punya kulit normal cenderung kuat, mungkin hasilnya bisa satisfying. Tapi buat yang punya kulit sensitif, gampang jerawatan, atau gampang iritasi, mending pikir dua kali.
Apalagi, tujuan utama dermaplaning bukan cuma “bikin glowing instan”, tapi juga eksfoliasi yang tepat dan aman. Kalau malah bikin kulit rusak, jatuhnya kontraproduktif.
Jadi kalau budget memungkinkan, treatment di klinik tetap lebih aman. Tapi kalau mau coba sendiri, minimal ikutin cara aman biar gak berujung drama kulit.
FAQ Seputar Dermaplaning di Rumah
1. Apakah dermaplaning bikin bulu wajah tumbuh lebih tebal?
Enggak, itu cuma mitos. Bulu bakal tumbuh dengan tekstur sama kayak sebelumnya.
2. Berapa kali sebaiknya dermaplaning dilakukan?
Idealnya sebulan sekali, jangan terlalu sering biar kulit gak over-exfoliated.
3. Bisa gak dermaplaning di wajah berjerawat?
Sebaiknya jangan, karena bisa bikin luka makin parah dan memperparah inflamasi.
4. Apakah pisau cukur biasa cukup efektif?
Bisa dipakai, tapi hasilnya gak sebagus alat khusus dermaplaning di klinik.
5. Apa bedanya dermaplaning sama shaving biasa?
Shaving cuma ngilangin bulu, sementara dermaplaning juga ngangkat sel kulit mati.
6. Apakah hasilnya instan?
Iya, biasanya kulit langsung terasa halus dan glowing setelah selesai.
Kesimpulan
Jadi, dermaplaning di rumah pakai pisau cukur bisa jadi solusi hemat, tapi tetep ada risiko yang gak bisa disepelein. Kalau kulitmu kuat dan kamu hati-hati, mungkin hasilnya oke. Tapi kalau kulitmu sensitif atau gampang jerawatan, langkah ini bisa lebih bahaya daripada manfaat. Intinya, keputusan balik lagi ke kamu. Mau aman dan hasil maksimal? Pergi ke klinik. Mau coba hemat dan berani ambil risiko? Silakan, tapi pastikan tau cara yang benar.